Euforia yang Tidak Berakhir

Dear all....

Pada Sabtu, 4 Agustus 2018 lalu sekumpulan perempuan muda yang terdiri dari simpatisan dan volunteer Cewequat berkumpul untuk berbincang-bincang seputar kesehatan mental dalam acara table talk Cewequat sesi terakhir dari program Cewequat Sisterhood batch 1. Ada yang istimewa pada sesi kali ini yaitu digabungkannya 3 group table talk lainnya di wilayah Jakarta Selatan.

Seperti biasa, table talk dimulai dengan sesi ice breaking dan perkenalan antar sesama peserta yang hadir. Kali ini bermunculan wajah-wajah baru, hadir dalam sesi table talk yang dibawakan oleh penulis. Bahkan ada salah satu peserta yang mengajak beberapa kenalannya untuk mengikuti table talk Cewequat ini seperti sistem member get member, itulah canda kami terhadapnya. Itu semua tidak terlepas dari rasa sayang mereka terhadap kegiatan table talk ini. Masing-masing merasa sudah nyaman, merasa akrab dan mudah beradaptasi satu sama lain meski semua peserta yang hadir beragam latar belakang. Hal yang menyatukan semua peserta adalah empati terhadap perempuan lainnya satu sama lain. Terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh sesama perempuan.

Sebelum masuk ke sesi sharing dan pembahasan, kali ini penulis membuka sesi inti dari table talk yang membahas tentang kesehatan mental ini dengan memberikan alat tes untuk mengukur kesehatan mental (dibuat hanya untuk keperluan internal). Lihat deh wajah para peserta yang mengerjakan tes ini...
               


Tes ini terdiri 30 pertanyaan dengan skor maksimal 120 dan apabila mendapatkan skor < 60 maka perlu waspada karena kemungkinan terdapat masalah kesehatan mental entah sedang stress berat hingga depresi ringan. Pada sesi kali ini, peserta yang mendapat skor nilai terendah adalah 75 selain itu peserta lainnya mendapat rata-rata skor 80 dan 100 ke atas. Artinya, peserta yang hadir secara mental sehat dan bahagia. Melihat hasil demikian, akhirnya kami membahas poin-poin pernyataan negatif pada soal tes yang mana diisi dengan skor 1 (selalu) saja. Beberapa merasa tidak dapat bekerja pada lingkungan yang kurang kondusif dan juga merasa marah dengan pembicaraan yang tidak menguntungkan. Kami membedah satu per satu apa kondisi yang dihadapi oleh mereka berdasarkan pernyataan ini. Ternyata semua berlatar pada kondisi kantor dimana rekan sejawat seringkali bergosip atau berita bohong dan sindiran nyinyir lainnya yang beredar hingga menjadi cukup mengganggu seseorang dan merusak fokus serta kenyamanan kerja. Kondisi ini memiliki potensi menjadi pemicu stres. Selain itu juga ada beberapa peserta yang selalu merasa kurang percara diri dan tidak dapat mengambil keputusan dengan cepat. Masing-masing peserta saling memberi masukan untuk peserta lainnya sehingga sesi ini menjadi sangat seru.


Hingga akhirnya sesi harus berakhir, penulis mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta selama ini juga menyatakan mengenai penutupan dari rangkaian table talk Cewequat yang selama ini sudah diadakan sebanyak 3 pertemuan. Besar harapan peserta agar perkenalan sesama peserta di table talk Cewequat ini tidak berakhir begitu saja sebatas di pertemuan table talk Cewequat ini. Beberapa mengusulkan untuk membuat kegiatan lain bersama-sama di luar acara table talk ini yang berkaitan dengan kesehatan mental sesama perempuan atau topik lainnya untuk pengembangan perempuan. Sebagai volunteer yang menjadi fasilitator table talk Cewequat  selama ini, mendengar hal tersebut membuat penulis merasakan betapa besarnya antusiasme para peserta. Euforia tersebut seakan tidak berakhir begitu saja. Saya berharap teman-teman simpatisan maupun volunteer di kota lain dan juga di wilayah Jakarta lainnya dapat merasakan hal serupa. Tetap semangat demi sesama perempuan.

Salam hangat,
Devi Oey





#Cewequat
#Tabletalkcewequat
#Cewequatsisterhood2018
#Cewequatsisterhoodbatch1
#temancurhatsehat

Comments

Popular posts from this blog

Masa Lalu, Keluarga, dan Genogram

Hubungan Sehat Itu Seperti Dua Garis Dalam Tanda '= (sama dengan)'