Bercermin dan Menjadi Cermin yang Memantulkan Cahaya

Dear all

Masih bersama penulis yang menulis blog ini dengan arahan dan bimbingan pada pelatihan group Cewequat. Kali ini penulis akan membahas mengenai memahami diri sendiri sejelas-jelasnya sehingga mampu menjadi seperti cermin yang memantulkan bayangan atau gambaran atau cahaya kepada orang yang menatapnya. Dengan kata lain, membantu orang lain juga memahami diri mereka lebih baik.
Logo Cewequat
Dari sejak masih SD hingga saat ini, penulis sangat gemar dengan berbagai macam kuis atau tes psikologi yang membantu untuk memahami karakter diri penulis sendiri. Pada sesi training cewequat kali ini, penulis mendapatkan beberapa referensi tes yaitu antara lain DISC, 5 love languges dan Distorsi Kognitif. Selain akan menjelaskan sekilas mengenai tes ini, penulis juga akan menyampaikan hasil tes penulis sendiri :)

*DISC (Dominance, Influence, Steadiness, Complience)*
Sebuah metode tes untuk mengenal kepribadian yang digunakan untuk meningkatkan produktivitas kerja, kinerja tim, dan juga komunikasi.Bisa juga digunakan untuk memahami diri sendiri dan beradaptasi dengan orang lain. Tes ini cukup familiar bagi kita dan sering dipakai umum. Penulis melakukan tes melalui web ekrut.com dan mendapatkan hasil sebagai berikut :

DISC profil eksternal dan internal
Hasil penulis menyatakan kelemahan penulis yaitu butuh pengakuan dan tidak suka dikekang, namun penulis tidak kesulitan dalam bergaul dan nyaman dengan orang asing.

*5 Love Languages*
Tes ini dinamakan demikian karena bahasa kasih kita yang sesuai dengan kita belum tentu sama dengan bahasa kasih yang sesuai dengan orang lain. Mungkin bagi sebagian orang merasa kalau dicintai apabila ia dipuji, ada juga yang merasa dicintai jika diberikan banyak hadiah. 5 bahasa cinta ini antara lain : kalimat-kalimat membangun (words of affirmation), menghabiskan waktu bersama (quality time), menerima hadiah, merasa ditanggapi dan dilayani (acts of service), sentuhan fisik (physical touch). Penulis sendiri menyelesaikan tes dan mendapatkan hasil bahwa acts of service dan words of affirmation yang membuat penulis merasa bahwa penulis dicintai. Sebagai contoh dari love language acts of service yang sesuai dengan penulis yaitu penulis merasa senang sekali apabila teman atau kekasih penulis dapat ikut serta mendukung dan membantu proyek dimana penulis terlibat. Contoh lainnya yaitu ketika seseorang yang dengan daya upaya terbaiknya membantu penulis dalam beberapa kegiatan meski mungkin orang tersebut belum paham sepenuhnya apa yang penulis kerjakan namun ia yakin bahwa apa yang penulis lakukan sangat penting bagi diri penulis maupun bermanfaat bagi pihak lainnya. Penulis merasa menerima kasih sayang ketika ada seseorang yang melakukan hal tersebut. Sebuah kisah lainnya adalah ketika penulis masih SMA, almarhumah guru penulis adalah salah satu ibu guru yang menunjukkan acts of service ini. Beliau tidak memahami  detail tentang musik tapi mendukung penulis dengan hadir dan menonton penulis yang kala itu menyelenggarakan konser bersama orkestra. Begitu juga orang tua penulis sangat mendukung penulis untuk latihan orkestra seusai sekolah meski keluarga bukan berlatar keluarga seniman. 

*Distorsi Kognitif*
Apa yang dimaksud dengan distorsi kognitif? Distorsi kognitif adalah berpikiran secara berlebihan dan tidak rasional akan sesuatu. Terdapat 10 jenis pemikiran yang dapat menciptakan distorsi kognitif. Bagi pembaca yang ingin mencoba tes ini dapat mencoba tes ini dengan referensi dari buku Terapi Kognitif untuk Depresi dan Kecemasan (Blackburn, I & Davidson, K,1990). Hasil tes penulis menunjukkan mengenai pemikiran dominan akan omnipotensi dan keberhasilan dalam diri penulis yang akan menggiring penulis memiliki distorsi kognitif. Terlahir sebagai anak sulung dan selalu menjadi ketua kelas saat SD, dipercaya mendirikan sebuah organisasi di bidang sosial dan agama memberi pengaruh penulis terbentuk menjadi seseorang yang terlalu bertanggung jawab dan itu memang menjadi sebuah kelemahan. Salah satu hal yang tidak membuat penulis menjadi seorang dokter saat ini adalah perasaan tersebut. Kala itu penulis berpikir apabila penulis yang menjadi seorang dokter dan tidak mampu menyelamatkan pasien maka itu merupakan kesalahan penulis atas tanggung jawab penulis dan hal itu akan mengganggu pikiran penulis sepanjang waktu. Padahal seperti kita ketahui bahwa hidup dan mati adalah milik Sang Pencipta. Selain itu penulis juga seringkali merasa harus melakukan sesuatu untuk orang lain (keluarga, rekan kerja, teman, lingkungan). Apabila suatu kali penulis tidak melakukan sesuatu yang penulis harus lakukan tersebut, maka akan dihantui pemikiran bahwa seharusnya, seharusnya dan seharusnya dalam otak penulis. Sebagai contoh, penulis yang mati-matian berusaha menyadarkan orang yang hendak bunuh diri perlahan dengan  cara berpuasa tiap hari selama 3 tahun penuh, hanya minum air dan merokok sebanyak-banyaknya. Tindakan ini dilakukannya akibat cinta yang ditolak, maka penulis mencoba menunjukkan bahwa masih banyak pihak yang mencintai dan menyukainya. Tapi usaha penulis gagal karena dari dalam diri orang tersebut sendiri tidak diinginkan adanya perubahan. Penulis sempat kecewa kenapa penulis tidak mampu mencegah dengan melakukan hal yang seharusnya penulis bisa lakukan. Kisah lainnya adalah tentang seseorang anak alim yang terjerumus ke dalam dunia malam. Penulis juga gagal mengembalikan gaya hidup pihak tersebut ke semula. Penulis merasa sedih atas hal tersebut dan sangat menyayangkannya. Hal ini tentu saja sangat mengganggu penulis, memberi tekanan tersendiri terkadang, membuat perasaan terluka dan membuat penulis merasa bahwa mengapa hanya harus penulis yang melakukannya. Dalam dunia kerja maupun kerja kelompok, akibat hal ini, penulis seringkali pulang paling larut dan orang terakhir yang sengaja tinggal untuk membereskan semuanya. Setelah dipikir-pikir, apakah penulis perlu melakukan itu semua? Pada kenyataanya, tidak semua orang merasa butuh bantuan.

Kesimpulan
Penulis merasa dari gabungan 3 hasil tes tersebut yang menunjukkan dengan jelas gambaran kekuatan dan kelemahan diri penulis. Tentu, penulis menarik beberapa kesimpulan dan berkomitmen untuk mengendalikan kelemahan dalam diri penulis. Melatihnya agar lebih terkontrol dan lebih baik lagi. Cara yang akan penulis lakukan untuk mengatasi hal-hal tersebut antara lain:
1. Pada profil eksternal DISC penulis dikatakan bahwa penulis adalah sosok individualistis, frontal dan tidak sabaran/tidak suka kelambatan. Penulis berusaha berlatih kesabaran dan mencoba memahami penyebab kelambanan atau sesuatu dengan mengawali menjadi pendengar yang baik agar dapat memahami lebih jelas. Latihan pernafasan dan lebih sering meditasi.
2.Pada profil internal DISC penulis disebutkan bahwa penulis adalah sosok yang takut akan penolakan atau khawatir terhadap penilaian orang lain. Saat ini penulis sudah mulai menjalani prakteknya dengan lebih cuek terhadap penilaian orang lain karena bagi penulis bahwa hidup, kontrol dan keputusan yang penulis buat adalah kehendak nyata dan murni dari penulis sendiri. Penulis berusaha lebih percaya diri dan mengurangi rasa minder. Seperti pesan terakhir yang diberikan almarhumah guru penulis, Beliau mengatakan bawalah dalam doa kepada Tuhan. Mintalah kepadaNya agar kita dimampukan bukan hanya untuk melihat kekurangan kita saja namun juga kelebihan-kelebihan kita sehingga menjadi berkat bagi orang lain.
3.Pada 5 love languages tidak semua orang senang memberikan act of service atau word affirmation. Penulis belajar memahami bahwa mereka menyampaikan bahasa cinta mereka untuk penulis dengan cara mereka. Ada salah satu teman geng penulis yang sangat dekat dan tidak bisa memahami bahasa cinta penulis tersebut, dia merasa bahwa words affirmation dan gifts adalah bahasa cinta (kami pernah menjalani tes ini bersama pada waktu itu). Hingga saat ini, kami tetap berteman dan dia tidak berubah. Penulis hanya belajar memahami bahasa cintanya. Jadi, penulis juga meyakinkan diri bahwa kelak apabila penulis bertemu dengan banyak orang baru, maka penulis berusaha akan memahami bahasa cinta versi semua orang tersebut dan menyesuaikan diri agar mereka nyaman dan merasakan cinta tulus tanpa batas yang ingin penulis sampaikan.
4. Mengenai distorsi kognitif dan kelemahan pada area omnipotensi dan keberhasilan. Penulis mulai belajar mempertimbangkan tindakan-tindakan penulis apakah cukup bijaksana. Bagi diri penulis apakah hal tersebut akan hanya menimbulkan kerugian, penulis mulai meninggalkan hal-hal yang masih bisa penulis abaikan dalam taraf toleransi tertentu dan menciptakan waktu untuk diri sendiri. Penulis berpikir biarkan dunia, alam dan karma yang bekerja atas semua tindakan yang dilakukan setiap individu, penulis tidak perlu terlalu dalam ikut campur dan merasa bertanggung jawab penuh. Dengan begitu, penulis merasa lebih lega dan damai.


Sebagaimana judul tulisan ini, dengan memahami diri penulis sendiri seperti ketika melihat gambaran diri sendiri pada cermin dengan jelas. Maka setelah itu, semoga penulis dapat juga menjadi seperti cermin yang memantulkan cahaya atau bayangan orang yang menatapnya. Sampai jumpa dalam tulisan lainnya dari penulis, semoga cerita di atas bermanfaat dan mampu memberikan inspirasi bagi perubahan. Penulis terbuka untuk kritik dan saran atau pertanyaan.


With love,
Devi Oey

#CQSisterhood2018
#CQSisterhood
#Cewequat
#CewequatSisterhood
#temancurhatsehat


Comments

Popular posts from this blog

Masa Lalu, Keluarga, dan Genogram

Hubungan Sehat Itu Seperti Dua Garis Dalam Tanda '= (sama dengan)'